Kamis, 03 Februari 2011

Pasca luka yang teramat perih itu, 3 Februari 2011/ 22.51


Masih tetap mencoba berdinamika dengan semesta dan memaknai segenggam rasa yang selalu hadir, menghantui langkah terakhir perjalananku di penghujung bulan pertama di tahun ini. Sepenggal kisah itu, kini menutup semua lembar kisahku. Yang tertinggal hanyalah luka, air mata, kehilangan, dan kekecewaan yang teramat dalam. Semua mimpi itu kembali terkubur untuk kesekian kalinya.  semua yang pernah kujaga, tak mampu lagi kupertahankan, karena luka itu.  Dan kini, nyali itu kembali menciut bahkan tak tersisa lagi. Yang tertinggal kini hanyalah  ketakutan. Layaknya seekor anjing yang tak pernah berani berlari di kala hujan turun atau keluar di malam pergantian tahun, karena derunya suara kembang api.
Malam yang malas menggeliat pun kembali ingatkanku akan peristiwa sendu itu. Bukan lagi sahabat, saudara, keluarga, bahkan sejoli. Entahlah apa kini pertalian itu… Hatiku pun tak mampu menelaah lebih jauh lagi pertalian itu. Yang ada kini hanyalah kesendirian yang membenamkan raga dan hatiku.
Kehilangan lentera tetkala temaram senja menjemput sang mentari… itulah yang terjadi

to be continue….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar