Minggu, 21 Agustus 2011

ehm...


Ternyata matahari siang ini teramat terik dan menyilaukan mata. Tapi sesiang ini aku masih tak beranjak dari posisiku semalam. Sambil merenungresapkan apa yang kualami tadi malam. Mungkin setengah bermimpi di kala ku terjada, ku raih telepon genggamku dan kukirim pesan singkat ‘aku merindumu’ dank u coba ku pastikan ‘ akh itu pasti sisa mimpi yang belum usai semalam.
Masih tak yakin dengan apa yang terjadi semalam, ketika mentari mulai menggeliat, kusibakkan tirai kecil tepat di atas kepalalku. Dan memastikan bahwa semalam aku kembali memipikanmu dan mengirim pesan singkat tentang rinduku.
Tetap ku rebahkan tubuhku di atas papan kecil di kamarku dan ku putuskan tetap memeluk’nya’ erat dan berbarap kembali bertemu dengannya dalam mimpiku sampai terik menjemput dan menembus trails-teralis kecil di sudut kamarku yang membuat suasana kamarku menjadi lebih panas dan sumpek.
Sejenak pikiranku yang terkacaukan dengan panasnya suasana siang ini, ku buka-buka kembali seisi ponselku yang mulai lusuh karena perlakuan kasarku
Huft…cukup mencengangkan, melihat kotak keluar yang ada. Sontak menyadakanku dan memaksa kedua bola mataku membelalak memelototi dan mengeja setiap aksaradi dalamnya. Ya..semua yang terjadi itu bukan mimpi??
Dan masih tentangnya??

Mulai merasakan gejolakkecemasan, saat menjelang sore, ternyata tak satupun pesanku dibalas, karena tak seperti biasanya, dia membiarkanku menunggu selama ini. Tetap ku coba berdamai dengan perasaan dan suasana hatiku, “sibuk” hibur hatiku.

Sepanjang sore ini, ku habiskan liburku untuk berbincang dengan “teman baru”ku
Dan ternyata ku dapati jawaban, apa alasan aku menunggu selama ini.
Ya, aku mengerti!
Sudahlah, kembali menyadarkan dan memaksa hati juga perasaanku untuk segera nerkemas dan bergegas.
Akhirnya, kuputuskan beranjak ke kamar mandi dan membenamkan dukaku pada gemerciknya
Sang Pemilik Mimpi takkan membiarkanku melewatkan indahnya pelangi sesaat setelah hujan reda. Itulah keyakinanku.Sepenggal kisahku menyambut dan memaknai angka 14 dan tentangmu.


Hanura, 13.08.11
(cR!s;T_tK-431)

Rabu, 10 Agustus 2011

Menyempatkan sedikit waktu bertandang pada Sepotong Senjaku. Sedikit berbagi duka dan kecemasan dengan segala beban pekerjaan yang semakin menumpuk...
setidaknya sudut ini masih memberiku ruang untuk tetap semangat bergelut dengan rasa dan aksara. 

Senja kali ini cuku dengan sedikit kegundahan.

cRis't_tK
Petojo, 10 Agust 2011

Rabu, 03 Agustus 2011

Sejenak Sebelum Senja...

Berdiri pada satu sisi ketidaktahuanku, kucoba meraba dan melangkah dalam kegelisahan asa yang kian memudarkan senja. Tiada henti kupandangi senja yang perlahanm mulai meredp dan menenggelamkan seberkas asa juga laraku. Ya...berharap esok dapat tetap kusapa dan kujaga senja yang pernah kubagi untuk kau pinjam.

Masih tetap saja kau merengek meminjam senjaku,...Padahal belum pernah kuminta senja yang kau pinjam dariku. Berharap kau ingat untuk segera mengembalikan Sepotong Senja yang pernah kau pinjam.

Akh...tak kuasa kudengar rengek pintamu. Berdengung terus berdengung... Tapi mengapa tak segera kau sadari, aku pun ingin membungkus untuk kubawa pulang dan kusimpan Senja yang hanya Sepotong itu??

Padahal, hari semakin senja...namun senjaku belum juga ku dapati. Lalu apa yang harus kukatakan padanya, ketika dia menanyakan "Di manakah sepotong senjamu?"
Karena aku pernah berjanji untuk menimpan dan menyembunyikan Sepotong Senja itu di pelupuk mataku.


Ketika aku pulang nanti, aku harus membawanya walau tak utuh lagi Sepotong.

Petojo_3/08/11 at.17.35

_cRis'tK_