Rabu, 05 Januari 2011

Ku temukan sebuah jingga tak bersenja...

Di ambang senja, berkas selaksa sirna….
Dan…langkahku terperanjat dalam sebuah JINGGA.
Dalam jingga tersirat sebentuk sinar yang membuatnya menjadi begitu megah. Menjadikannya tak kuasa lagi terelakkan. Teramat indah kilauan yang sang jingga….

Tiba-tiba tak ada lagi sebuah jingga di sudut temaram senja,
Yang tertinggal hanya sebuah sungging di sudut sumbing…
Akh…aku teregun, mengapa, kenapa???
Sisi senjaku berbisik...”kau padam”

Inikah senja?
Inikah jingga?

Sejenak alur nalarku berhenti, inikah hidup?
Hidup sebuah jingga?

Apa itu senja? Apa itu jingga?
Adakah senja dan jingga itu?
Siapa senja? Siapa jingga?
Di manakah mereka bersinggasana?

Semakin tak teraih oleh jerit dan julur alurku, karena senja dan jingga kembali mejadi sama.

Batas senja dan jingga tak lagi terlihat, jingga mulai tersamar, dan senja mulai menjingga.  Ku temukan sebuah jingga tak bersenja,,,,

Tapi, di sudut kota, di sebuah balkon, ada sepotong senja
Tak lagi jingga, Diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar